Senin, 03 Januari 2011

kami yang dikecewakan panitia penjualan tiket AFF

Liputan6.com, Jakarta: Sejak penjualan tiket pertandingan AFF Suzuki Cup 2010 hingga pertandingan final leg-2 antara Indonesia melawan Malasyia, selalu saja ada masalah. Selasa (28/12) saat penukaran tiket pun para pembeli tiket pun menghadapi masalah yang berbeda.

Puluhan pembeli tiket kategori III yang mereka beli pada hari Minggu (26/12) lalu tidak dapat menukar tiket. Pasalnya, pada saat Minggu kemarin terjadi kerusuhan, pihak panitia hanya menjual voucher tanpa menggunakan kwitansi. Akibat saat mereka menukarkan tiket finel leg-2 itu tidak dapat ditukar dengan tiket, alasan panitia jelas karena tidak ada kwitansi.
sempat terlintas seseorang pembeli tiket yang mengeluh kesa ujarnya :

"Masa kemarin saya sudah beli empat, kata panitia gak bisa karena gak ada kwitansi. Kan panitia juga kemarin yang jual," ujar Imam yang sudah membeli 4 tiket kategori III itu kepada Liputan6.com, Selasa (28/12).

Salah satu sekuriti yang dimintai bantuan beberapa pembeli tiket yang tidak dapat menukarkan vouchernya itu juga mengaku tidak tahu alasan penolakan tersebut. "Saya juga gak tahu mas, saya kan hanya jaga," ujar sekuriti yang enggan menyebut namanya itu.


Kepolisian menyesalkan kerja panitia penyelenggara yang menyebabkan terjadinya kericuhan para pembeli tiket laga final Piala AFF 2010 di areal Gelora Bung Karno.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hamidin kepada Tempo Ahad (26/12) mengatakan pihaknya telah memberikan beberapa saran ke panitia yang menjual tiket agar tidak terjadi kericuhan, namun apa daya panitia seolah tak mendengarkan saran dari kepala kepolisian tersebut....

Hamidin mengatakan polisi sudah menyarankan panitia agar jumlah loket jangan dibatasi karena sangat banyaknya jumlah calon penonton yang akan membeli tiket. "Kalau loket dibatasi akan menyulitkan para pembeli tiket," ujarnya.

Polisi juga sudah menyarankan ke panitia agar bisa memberi pelayanan yang cepat agar tidak terjadi antrean yang sangat panjang. Kalau penjual tiket bisa cepat melayani maka tidak akan terjadi kericuhan seperti kejadian siang tadi.

Selain itu, Hamidin menambahkan, sebaiknya panitia mengumumkan secara tegas ke seluruh pembeli tiket bahwa pengantre pasti akan mendapatkan satu tiket. Dengan adanya pemberian jaminan seperti itu maka para pembeli tiket bisa mendapatkan kepastian.

"Kalau hal-hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi kericuhan seperti tadi. Buktinya sore ini penonton sudah bisa dikendalikan setelah diberi jaminan kepastian mendapat tiket," Hamidin menjelaskan.

Ia menambahkan para pembeli tiket yang masuk ke dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno sudah bisa ditertibkan setelah mereka diperintahkan untuk duduk di bangku penonton.

Partisipasi para pencinta bola timnas ini sangat merasa kecewa dengan cara langsung penjualan tiket tersebut, namun pembeli tiket secara online pun banyak yang merasa dikecewakan dengan pelayanan penjulan tiket online ini.

Berdasarkan penelusuran di beberapa situs penjualan tiket online, seperti rajakarcis.com, myticket.co.id, dan ticketsas.com, kesemuanya mengalami permasalahan dalam kecepatan akses. Tiga situs tersebut sangat lambat. Bahkan setelah dicoba beberapa kali, yang muncul adalah keterangan error.

Akibatnya, keluhan pun bermunculan di akun jejaring sosial twitter. Pandji, misalnya, menulis dalam akun twitter-nya,
“Bisa masuk tuh, udah sempet pesen terus tau-tau sold out message-nya.”

Hal serupa juga dilontarkan oleh Irma Virt di twitter yang mengatakan bahwa halaman internet penjualan karcis AFF Cup online sudah hancur.
“Website-nya udah crash dari tadi. Sama saja rusuhnya kayak antrean GBK,” ungkapnya.

Sementara itu, di situs rajakarcis.com tertera pengumuman bahwa pihaknya tidak melayani pembelian tiket final Piala AFF antara Indonesia dan Malaysia di Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Mohon maaf, kami tidak menjual tiket final AFF Suzuki Cup. Tiket dapat dibeli di Gelora Bung Karno Senayan,” begitulah tulisan yang tertera di rajakarcis.com.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar